Jumat, 11 September 2009

JALAN TOL 2



Beberapa hari yang lalu dijalan tol seperti biasa kemacetan. Maka melajulah beberapa pengendara mobil (yang bermental sopir) menjadi pembalap dengan meyalip dari sisi kiri, melalui bahu jalan.

Ternyata didepan sudah ada polisi, maka dihetnikanlah para pengemudi yang merasa pembalap tadi. Ada beberapa mobil yang kebetulan berbarengan lewat bahu jalan dan kompak dihentikan polisi tersebut.

Karena jalan lagi macet maka saya jalan pelan pelan. Kelihatan pak polisi mulai menilang orang –orang tesebut. Terlihat ada satu mobil dengan Plat dan Cat bahwa milik TNI-AL. Lha jelas polisi gak pasti melewati mobil tersebut donk. Lha wong TNI ituh punya polisi sendiri.

Masalahnya menjadi rame karena pengendara mobil yang ditilang dibelakangnya, langsung prorotes ke pak polisi, sambil nunjuk nunjuk ke mobil TNI tesebut, yang kalo diterjemahkan mungkin isinya seperti ini :
“ Pak Polisi gimana sih, khan kita sama sama lewat bahu jalan, kok mobil didepan tidak ditilang sih… Gak fair donk. Harusnya adil. Ditilang semua.”
Gitu kira-kira…..

Yang menggelikan bagi saya adalah kengototannya, supaya orang lain ikut ditilang. Wah, ini ada orang susah kok ngajak ngajak yah. Goblok bener, Sudah salah, ngotot, masih ngajak orang lain susah lagi.

Padahal lihat modelnya sih seorang yang punya jabatan, wong mobilnya bagus kok. Mungkin beberapa orang memang ditaksirkan dengan mental seperti itu. Dia gak sadar kalau apa yang dilakukan itu merupakan IRI yang sangat parah. Lha orang lain iri kalo dapat promosi, bisa beli mobil bagus dan lainnya, ini orang kok IRI karena dia kena masalah akibat kesalahannya , orang lain tidak. Kere.

Pelajarannya adalah "apakah Sodara sodara salah satu dari orang ituh??”

1 komentar:

  1. Hahaha... setuju! Kadang orang itu bukannya insyap kalo dia salah dan ketangkep, malah iri karena orang lain salah tapi gak ketangkep. Jadi, intinya bukan soal perbuatan yg salahnya. Tp soal ketangkep ato enggaknya hahaha

    BalasHapus